+ Posted by
Rabu, 5 November 2025 | 07:44 WIB
Comments (0)
dilihat (25)
Dirgahayu Republik Indonesia !!!!
Itulah gema yang sering kita dengar disaat memasuki pertengahan bulan Agustus tiap tahunnya. Di tahun 2025 ini sendiri, Indonesia telah memasuki usia kemerdekaan yang ke-80 tahun. Dimana pada usia tersebut tentulah menjadi sebuah tanda matangnya sebuah bangsa yang notabene sudah terbebas dari penjajah. Harapan rakyat tentu saja dengan bertambahnya usia “merdeka” bagi bangsanya, akan bertambah pula harapan untuk hidup lebih sejahtera, hidup lebih makmur dan lebih maju untuk “mengejar” ketertinggalan dengan Negara-negara tetangga yang lebih dulu meraih predikat untuk harapan-harapan tadi.
Sebagai warga Negara yang mencintai tanah air nya, tentu dalam menyambut momen hut kemerdekaan ini berbagai cara dilakukan untuk menyemarakkan gema hari kemerdekaan bagi tanah air tercinta. Tak terkecuali dengan SMAN 1 Kaliwungu. Di momen spesial memperingati hut kemerdekaan Indonesia ke-80 beberapa waktu yang lalu, segenap warga SMANKA turut serta dalam memeriahkan gelaran yang bertajuk SMANKA KARNAVAL 2025 : Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia. Kegiatan ini sendiri merupakan karnaval tunggal murni dari para Guru & Karyawan beserta semua siswa yang menjadi baik sebagai panitia maupun pesertanya. Kegiatan yang bertema “Generasi Penerus Cinta Tanah Air” ini juga mengundang beberapa tamu dari Forkopincam Kaliwungu Selatan.
Diselenggarakan pada Kamis, 28 Agustus 2025 karnaval ini dimulai dari titik start yaitu halaman depan SMAN 1 Kaliwungu. Dipandu oleh tim kepolisian dari polsek Kaliwungu yang menjadi barisan terdepan rombongan karnaval, bertolak menyusuri jalan raya Kaliwungu-Boja – Pasar Gladak. Kemudian arak-arakan rombongan karnaval berbelok ke arah kiri menuju garis finish yakni di kompleks Lapangan Brimob yang berada di Desa Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan.
Selain dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, kegiatan ini juga sebagai wujud implementasi Kokurikuler yang ada dalam kurikulum sekolah yang membawa tiga dimensi profil lulusan yaitu kewargaan, kolaborasi dan kreatifitas. Sebagai wujud implementasinya, para peserta membawakan perform maupun atraksi terkait keberagaman budaya di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa kelompok (dibagi per kelas) mengusung tema dari suatu kebudayaan di daerah tertentu, ada juga yang mengusung tema tentang pahlawan-pahlawan di berbagai daerah dan beberapa kelompok ada juga yang mengusung tema tentang kondisi sosio-kultur yang lagi nge hits (tema bajak laut one-piece & tema mode dan music ala jadul).
Dari pihak bapak/ibu guru & karyawan juga tidak kalah seru keikutsertaannya dalam meramaikan kegiatan ini. Beberapa guru ada yang bertugas menjadi pendamping di tiap-tiap kelas nya. Ada juga yang unik, yakni mereka yang effort berhias lengkap dengan kostumnya memeragakan tokoh Punakawan dalam mitologi pewayangan Jawa.
Ada pula tim dari guru dan karyawan yang membawa Gunungan yang berisi berbagai hasil bumi yang ada di daerah sekitar. Menurut penuturan Ibu Kepala sekolah Siti Nur Wiqoyati, S.Pd., M.A adanya figure Punakawan dalam parade karnaval tersebut yakni sebagai manifestasi suasana gembira di sekolah dan juga mempunyai pesan bahwa kita semua ini adalah “guru” dan kita semua juga merupakan “siswa”.
Sedangkan makna dari adanya arak-arakan gunungan yang dibawa oleh bapak-bapak guru dan karyawan melambangkan keadaan Negara kita yang “gemah ripah loh jinawi”. Dimana bumi pertiwi kita ini kaya akan SDM, kaya akan hasil bumi dan menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia untuk hidup yang lebih sejahtera.
Kegiatan pawai karnaval ini sendiri berakhir di garis finish yakni di lapangan Brimob Desa Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan. Semua peserta pawai dari masing-masing kelas menampilkan berbagai aksi koreo di depan panggung kehormatan yang di saksikan oleh Ibu Kepala Sekolah, dewan guru dan juga para tamu undangan yang hadir. Aksi ini sekaligus menjadi penilaian terhadap masing-masing kelas yang diambil dari tiga kategori yakni kostum terbaik, penampilan aksi koreo terbaik di depan panggung dan juga kesesuaian parade dengan tema yang sudah ditentukan. Pada akhir sesi wawancara dengan siswa, Ibu kepala sekolah juga berpesan kepada para peserta karnaval untuk tidak merasa terbebani dalam mengikuti seluruh rangkaian pada kegiatan karnaval ini. Beliau juga berharap para peserta melaksanakan kegiatan ini dengan tulus dan ikhlas sebagai bentuk cinta tanah air Indonesia tercinta.
Adapun salah satu peserta karnaval juga berkomentar “Kayaknya kegiatan seperti ini (karnaval smanka-red) perlu diadain setiap tahunnya deh, soal nya seru banget!!!! Kita bisa mengekspresikan ide-ide melalui kreatifitas membuat pernak-pernik dan sebagainya untuk persiapan karnaval ini”.
Dengan diselenggarakannya kegiatan karnaval ini tentunya diharapkan siswa dapat belajar aktualisasi secara langsung melalui kerja kelompok, membangun kolaborasi antar individu dan juga mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya. Secara teknis para siswa diberikan waktu persiapan kurang lebih selama 2 minggu untuk merancang sebuah karya yang akan dibawakan saat karnaval berlangsung. Dimulai dari penentuan tema, pembagian peran di masing-masing kelompok dan juga pembuatan karya maskot yang nantinya akan di arak saat karnaval berlangsung dengan pendampingan dari wali kelas masing-masing. Terlihat rasa antusiasme siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian prosesi pembuatan karya tersebut, itu bisa di lihat dari keterlibatan siswa secara aktif saat di lapangan.
Semoga kegiatan ini semakin menambah wawasan kebangsaan para siswa akan ragam budaya di nusantara serta dapat mengasah skill dalam berekspresi membuat ornamen-ornamen dalam kegiatan karnaval tersebut.




Komentar